Ayat-Ayat Al Quran yang Sering Disalahgunakan

Ayat-ayat Al Quran seringkali dikutip dengan cara yang salah sehingga pemaknaannya akan berbeda jauh dengan seharusnya, dan hanya memperhatikan satu ayat tanpa memperhatikan ayat-ayat yang sebelumnya dan selanjutnya. Ada beberapa terjemahan Al Quran yang kurang tepat terjemahannya sehingga maknanya berubah. Khusus untuk terjemahan, memang sulit untuk menterjemahkan suatu bahasa ke bahasa yang lain.

Beberapa ayat dalam Al Quran jika dilihat sepintas memang terlihat saling bertentangan. Akan tetapi, sebenarnya tidak, beberapa ayat di dalam Al Quran memerlukan ayat-ayat lain (biasanya, beberapa ayat sebelum dan sesudahnya) supaya ayat-ayat tersebut berlaku pada suatu situasi dan kondisi tertentu yang spesifik; tidak perlu orang yang ahli dalam agama Islam (ulama) atau orang pintar untuk mengetahui hal ini.

Yang menyedihkan adalah, bahwa sering kali ayat-ayat ini digunakan untuk kepentingan-kepentingan politik dan kekuasaan. Dan ayat-ayat ini juga sering digunakan oleh orang-orang yang membenci Islam (Islamaphobe) untuk menuduh Islam.

Dalam menjelaskan ayat-ayat ini saya hanya menggunakan akal sehat yang logis saja, tidak akan menggunakan hadist apapun. Karena Al Quran adalah satu-satunya kitab bagi orang-orang Islam, walaupun ada sebagian hadist yang baik dan benar menurut Al Quran, banyak yang sudah dirubah/dirusak dan banyak juga yang palsu.

Al Anam ayat 114

Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quran itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. (QS 6:114)

Jadi, kalau ada yang berkomentar dengan referensi hadist, tidak akan saya jawab, bahkan mungkin akan saya anggap sebagai sampah atau spam.


B. Pembahasan

Berikut ini adalah ayat-ayat Al Quran yang sering disalahgunakan:

1. Surat At-Taubah Ayat 5 (QS 9:5)

Al Taubah ayat 5

Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang. (QS 9:5)

Ayat ini sering disalah artikan dan/atau dikutip dengan cara yang salah. Ayat ini menjelaskan tentang status perjanjian damai antara orang-orang Muslim dengan orang-orang musyrikin. Biasanya, oleh orang-orang yang membenci Islam dikutip seperti ini:

“... maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan....”

Ayat ini kalau dikutip dengan cara yang salah seperti ini, tentu saja maknanya akan berubah total dari yang seharusnya. Sehingga pengertiannya menjadi suatu perintah bagi orang-orang muslim untuk membunuh orang-orang musyrikin di mana saja kecuali yang masuk Islam. Tentu saja pengertian ini akan bertentangan dengan semangat Islam, yaitu kedamaian.

Pengertian yang seharusnya adalah, bahwa Allah memerintahkan jika telah selesai masa perjanjian damai tersebut orang-orang musyrikin masih ingin berperang, maka perangilah mereka (orang-orang musryikin). Jika mereka (orang-orang musryikin) ingin berdamai, maka hentikan perang. Jika ada sebagian dari mereka meminta perlindungan, maka lindungilah, seperti yang tertulis dalam Surat At-Taubah ayat 6 (QS 9:6):

At Taubah ayat 6

“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS 9:6)

Seperti yang tertulis pada dua ayat di atas, ayat ini menceritakan tentang perjanjian damai, keadaan saat itu adalah masih dalam keadaan perang. Perang (dengan menggunakan senjata), dimanapun juga, dengan alasan apapun, pastinya akan terjadi bunuh membunuh, kalau tidak membunuh, pastinya akan terbunuh.

Dalam ayat-ayat ini orang-orang Muslim diberi batasan oleh Allah, agar tidak menyerang dan membunuh pada saat perjanjian damai itu masih berlaku dan agar tidak menyerang dan membunuh orang-orang yang ingin tetap berdamai. Bahkan, harus melindungi mereka yang meminta perlindungan, agar mereka dapat mendengar firman Allah. Jika mereka tidak mendengar firman Allah, jangan memaksa mereka, seperti yang tertulis pada Surat Al Baqarah ayat 256:

Al Baqarah ayat 256

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 2:256)


2. Surat Muhammad ayat 4 (QS 47:4)

Muhammad ayat 4

“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.” (QS 47:4)

Ayat ini menceritakan tentang keadaan pada saat perang, dimana keadaannya adalah saling bunuh membunuh; bagaimana menangani tawanan perang; tentang ujian dari Allah; dan tentang orang-orang mati dalam perang di jalan Allah. Ayat ini tidak boleh digunakan selain dalam keadaan perang.

Dalam ayat ini dijelaskan orang-orang Muslim boleh membunuh orang-orang kafir di medan perang. Dalam perang, kita tidak memberikan pelukan hangat persabahatan, iya kan? Dan kalau ayat-ayat seperti ini tidak ada, bagaimana orang-orang Muslim dapat berperang kalau tidak ada peraturan yang mengijinkannya. Sangat sulit untuk tidak membunuh dalam perang, kalau tidak membunuh, pastilah terbunuh.

Jika orang-orang muslim sudah mengalahkan musuh-musuhnya dan menawan mereka, maka orang-orang muslim boleh membebaskan mereka atau meminta tebusan, dan ini dilakukan sampai perang berakhir.

Seperti halnya pada perang moderen, tawanan perang atau POW (Prisoner Of War), bisa saja dibebaskan dengan atau tanpa syarat, atau dengan meminta tebusan; hal ini sudah lazim dilakukan dalam perang, dimanapun di dunia ini.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah bisa saja membinasakan mereka (musuh-musuh Islam), akan tetapi, Allah ingin menguji umat-Nya dengan perlawan perang.


3. Surat Al Maidah ayat 32 (QS 5:32)

Al Maidah ayat 32

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS 5:32)

Ayat 32, jika dilihat sepintas, hanya berlaku pada orang-orang Bani Israil; ini tidak benar, karena ayat juga berlaku terhadap seluruh manusia, dengan orang-orang Bani Israil sebagai contohnya.

Karena orang-orang Bani Israil, meskipun telah diingatkan Allah berkali-kali dengan didatangkan rasul-rasul kepada mereka, mereka tetap mengingkari Allah dan banyak dari mereka yang berbuat kerusakan. Salah satunya adalah pada ayat 12-32 (QS 5:12-31).


4. Surat Al Maidah ayat 33-34 (QS 5:33-34)

Al Maidah ayat 33

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar, (QS 5:33)

Al Maidah ayat 34

“kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 5:34)

Pada ayat 33, terlihat secara sepintas bahwa ini adalah kekejaman Islam; benarkah demikian?; Tidak. Seperti halnya dengan hukum di setiap negara di dunia, yang mengancam semua pelanggar hukum dengan hukuman. Ayat ini menjelaskan tentang ancaman hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi.

Pertama, kita lihat bagian dari ayat yang menyebutkan, “orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya”. Yang dimaksud di ayat ini adalah orang-orang yang benar-benar berperang melawan pengikut Allah dan Rasul-Nya, bukan orang yang mempunyai kepercayaan dan agama lain.

Kedua, kita lihat bagian dari ayat yang menyebutkan, “membuat kerusakan di muka bumi”. Artinya, orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan: (1) merusak lingkungan, (2) melakukan kejahatan, (3) merusak moral.

Ayat ini (QS 5:33) adalah ancaman hukuman terberat bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi. Beratnya hukuman yang diberikan adalah tergantung pada keputusan pengadilan. Jadi, tidak semua tersangka yang akan mendapatkan hukuman terberat ini. Karena ada hal-hal yang akan meringankan tersangka, seperti, salah satu contohnya adalah orang-orang yang bertobat (QS 5:34).


5. Surat Al Baqarah ayat 190-191 (QS 2:190-191)

Al Baqarah ayat 190

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS 2:190)

Al Baqarah ayat 191

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.” (QS 2:191)

Kedua ayat tersebut di atas jika tidak benar cara mengutipnya dan/atau hanya berfokus pada ayat 191, maka pengertian dari kedua ayat di atas seakan-akan mengatakan bahwa ayat ini adalah untuk membunuh orang-orang kafir yang batasannya kurang jelas.

Benarkah? Coba kita lihat 2 ayat selanjutnya yaitu ayat 192 dan 193 (QS 2:192-193), maka akan terlihat batasan-batasannya.

Al Baqarah ayat 192

“Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 2:192)

Al Baqarah ayat 193

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (QS 2:193)

Jadi, ayat-ayat ini menyatakan kewajiban semua Muslim untuk membela diri ketika diserang, untuk berperang melawan orang-orang yang menyerang, dengan menetapkan batasan-batasannya. Batasannya adalah ketika para penyerang berhenti menyerang dan berhenti memusuhi umat Muslim, kecuali untuk orang-orang yang zalim.


6. Surat Ali Imran ayat 59-61 (QS 3:59-61)

Ali Imran ayat 59

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa (Yesus) di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS 3:59)

Ali Imran ayat 60

(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (QS 3:60)

Ali Imran ayat 61

Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (QS 3:61)


Sebelum membahas ayat-ayat ini, perlu diperhatikan bahwa kata “Allah” adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti “Tuhan”, seperti halnya “God” dalam bahasa Inggris dan “Dieu” dalam bahasa Perancis.

Jika ayat-ayat ini dikutip dengan cara yang salah dan/atau salah diterjemahkan, maka akan terlihat bahwa seakan-akan ayat-ayat ini adalah ajakan umat Islam untuk mengutuk orang non-Muslim terutama orang-orang Kristen.

Sebenarnya, ayat-ayat ini (terutama ayat 3:61) adalah ajakan untuk mengutuk orang-orang yang telah berbohong, apakah Muslim atau non-Muslim.


7. Surat An Nisa ayat 34 (QS 4:34)

An Nisaa ayat 34

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS 4:34)

Ayat ini (QS 4:34) adalah salah satu ayat Al Quran yang paling disalahgunakan dan disalahpahami. Ayat ini harus dibaca secara keseluruhan, tidak boleh dikutip secara sembarangan dan harus sangat berhati-hati dalam mengutipnya.

Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa ayat ini adalah dukungan terhadap kekerasan rumah tangga, yakni memukuli istri. Dan ayat ini paling sering digunakan oleh para pelaku kekerasan rumah tangga. Apakah benar bahwa ayat ini mendukung kekerasan rumah tangga? Tidak. Coba baca ayat ini lebih teliti, “...Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya...”

Kasus-kasus kekerasan tumah tangga telah terjadi di setiap masyarakat di dunia ini, dan terjadi di setiap kelas sosial di dunia, dan juga terjadi di setiap tingkat kecerdasan di dunia.

Pertama, mari kita lihat kutipan ini, “...Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya,...” nusyuz bisa diartikan sebagai orang yang arogan, berperilaku tidak baik, pembangkang, dan desersi. Jadi, bagian ayat ini menunjuk pada wanita-wanita yang arogan, berperilaku tidak baik, pembangkang, dan desersi (meninggalkan tugasnya sebagai seorang istri), atau secara singkat dikatakan “istri yang tidak baik”.

Nusyu(QS 4:34)

Bagian dari ayat ini yang mengatakan, “nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya...” adalah salah satu bagian dari ayat yang paling disalahgunakan dan disalahpahami. Bagian dari ayat ini harus dilakukan semuanya secara bertahap. Bagian dari ayat menunjukkan bagaimana seorang suami memperlakukan istrinya yang tidak baik, dengan pertama kali menasehatinya, jika nasehat tidak berpengaruh, kemudian, pisah ranjang, jika dengan pisah ranjang tidak berpengaruh, kemudian sebagai pilihan terakhir, memukul mereka.

Seperti yang kita lihat bahwa ada dua langkah yang harus dilakukan sebelum seorang suami diperbolehkan untuk memukul istrinya. Di dalam kasus-kasus kekerasan rumah tangga, sang suami “lupa” (atau pura-pura lupa) untuk menerapkan dua langkah pertama sebelum memukul istrinya.

Ayat ini (QS 4:34), mengenai istri yang tidak baik, harus mengambil langkah-langkah yang seperti ini:

1. Menasehati dia, jika dia menyadari kesalahannya dan/atau menghentikan kelakuan buruknya, berhenti pada langkah 1 ini; jika dia menolak, lanjutkan ke langkah 2.
2. Pisah ranjang, jika dia menyadari kesalahannya dan/atau menghentikan kelakuan buruknya, berhenti pada langkah 2 ini; jika dia menolak, lanjutkan ke langkah 3.
3. Pukul, pertama dengan perlahan, jika tetap membandel, pukul lebih keras tanpa menimbulkan luka apapun, jika masih tetap membandel, ceraikan.

Meskipun ketiga langkah ini diijinkan dalam Islam untuk menangani istri yang tidak baik, akan tetapi, sebagian besar laki-laki Muslim, terutama yang beriman, hanya menerapkan sampai pada dua langkah pertama sebelum menceraikan istrinya (jika masih tetap membandel).

Terakhir, bagian dari ayat ini yang menyatakan, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka...“

Karena Al Quran berlaku untuk semua manusia di dunia, Al Quran harus merujuk pada mayoritas. Secara biologis dan psikologis, secara mayoritas, laki-laki superior terhadap wanita. Karena secara biologis dan psikologis laki-laki adalah pencari nafkah keluarganya; sementara wanita cenderung untuk mencari perlindungan finansial, biologis, dan psikologis dari laki-laki.


(Bersambung)


C. Kesimpulan (sementara)

Banyak ayat-ayat Al Quran yang disalahgunakan, mengapa? Di antaranya adalah karena kebencian, apakah itu kebencian terhadap Islam atau kebencian dari sebagian umat Islam yang pengetahuannya kurang tentang Islam itu sendiri sehingga terbujuk oleh bisikan-bisikan setan yang terkutuk. Dan adapula yang hanya menggunakan Islam, Al Quran, dan Hadist sebagai alat untuk kepentingan politik dan kekuasaan.

Ayat-ayat Al Quran jika dikutip secara tidak benar tentu saja maksud dan makna dari ayat tersebut akan jauh berbeda dari seharusnya.

Beberapa ayat Al Quran membutuhkan situasi dan kondisi tertentu untuk berlaku, dan/atau membutuhkan ayat-ayat lain sebagai pendukung (biasanya ayat-ayat sebelum dan sesudahnya). Contohnya adalah pada “ayat-ayat perang” yang yang hanya berlaku pada situasi dan kondisi perang, “ayat-ayat ancaman hukuman” yang hanya berlaku setelah diputuskan di pengadilan.

Dan ada beberapa ayat yang harus diambil secara keseluruhan sementara ada juga yang harus dikutip agar berlaku pada situasi dan kondisi tertentu.

Al Isra ayat 36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS 17:36)

Komentar

  1. 1xbet korean online sportsbook | Sportsbook for 2021
    1xbet korean online sportsbook for 2021. All games listed here are legally and legally regulated by the most popular 1xbet mobile countries of this country.

    BalasHapus

Posting Komentar